Feeds RSS
Feeds RSS

Kamis, 03 Maret 2011

Kalau Ketemu Mantan, Teruus ... ???

Biarpun nggak sengaja, yang namanya ketemu mantan memang menegangkan, guys. Kadang bikin kesel, kadang bikin salah tingkah. Bertemu sang mantan pastilah berbeda rasanya ketika bersua dengan teman biasa.
Ya, dulu menjadi teman spesial dan sekarang jadi teman biasa atau malah musuh. Tentu kikuk dan bingung juga ketemu sang mantan. Atau malah menyimpan dendam, dan ketika ketemu pun wajah kita langsung bermuram durja dengan emosi dan kemarahan.
Seperti anjing bertemu kucing, saling menyindir, saling memanas-manasi yang menyebabkan semua yang dingin menjadi panas. Haduh kok gitu ya?
Padahal saat menjalin hubungan awalnya adalah komitmen untuk bisa saling menerima kelebihan maupun kekurangan masing-masing. Bahkan saat menjalin hubungan spesial yang menonjol hanyalah kebaikan. Bahkan kejelekan pun tak pernah terekspos dan kurang terperhatikan. Namun jika kejelekan tersebut kelihatan, saat masih menjalin hubungan spesial masih termaafkan.
Akan tetapi saat keadaan memaksa teman-teman untuk putus, kata maaf seperti hilang serta tergantikan dengan benci dan dendam. Karena ketika sudah tidak menjalin hubungan secara khusus maka yang menonjol adalah kejelekan yang selama ini kurang terperhatikan atau termaafkan.
Sehingga ada sebagian dari teman kita, sang mantan langsung berubah menjadi musuh atau orang yang tak pantas untuk dikenal. Lalu ada juga yang menganggap sang mantan tidak seperti musuh dan cenderung memaafkan. Lalu ada juga yang menjadikan sang mantan sebagai teman baik.
Meminimalisasi Kontak
Namun menurut Partini selaku Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), menjadikan sang mantan sebagai teman baik ini sangatlah berisiko. Apalagi jika masing-masih sudah memiliki pasangan baru entah itu baru ditahap pacar atau bahkan sudah menikah maka akan berakibat fatal.
Karena bisa jadi benih-benih cinta yang dulu kembali bersemi. Meski sudah putus, pasti perasaan cinta tidak hilang hingga 100 persen, sehingga kemungkinan muncul lagi masih ada.
Nah, kalau memang berteman lagi dengan sang mantan sewajarnya saja. Jangan jadikan mantan pacar sebagai teman yang dekat. Karena bisa memacu cemburu pasangan masing-masing dan bisa juga menjadi faktor keretakan rumah tangga bagi yang sudah menikah.
“Hindari sang mantan untuk menjadi teman baik terlebih yang telah menemukan pengganti,” ujar perempuan yang juga berprofesi sebagai dosen di Fakultas Psikologi UMS tersebut.
Lalu, Partini juga menambahkan usahakan ketika membuat keputusan untuk berpisah dilakukan dengan cara yang dewasa. Saling menerima supaya tidak ada permusuhan antara satu dengan yang lainnya. Selain itu, teman-teman juga  tidak boleh memusuhi sang mantan. Mentang-mentang sudah tidak cinta dan sudah punya pengganti, lalu memusuhi? Itu jangan dilakukan.
Lalu teman-teman juga perlu meminimalisasi untuk kontak baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Kalau mantan teman-teman merupakan teman sekelas dan harus ketemu setiap hari. Maka usahakan ketika ketemu atau ngobrol hanya sebatas masalah sekolah atau pelajaran. Jangan sampai membicarakan perasaan masing-masing.
Jadi anggap saja sang mantan seperti teman-teman yang lainnya. Seperti yang diakui oleh teman kita Kusuma Hanafi, Siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Meski sudah putus dengan pacarnya bulan kemarin, namun dia tak memusuhi mantannya. Bahkan dirinya menganggap mantannya sebagai seperti yang lain.
Nah, bagaimana dengan teman-teman di rumah? Apakah juga enjoy-enjoy saja jika ketemu sang mantan atau malah berantem?

2 komentar:

3 Point ! mengatakan...

yap, betuuuul, paz banget mbag :D

ikka Kusuma mengatakan...

he.emb ..
mkci ya :)

Posting Komentar